Guru bukanlah monster





Jika tak paham pelajaran tertentu, atau ketika melihat guru killer, seolah-olah sang guru adalah monster. Biasanya, kalau sang guru lagi berhalangan mengajar, kita senangnya minta ampun. Padahal tak begitu juga. Selama ini, banyak dari kita merasa kalau sekolah itu seperti penjara dan guru sebagai pengawasnya. Pola pikir seperti harus di rubah, kalau tidak kita akan tersiksa. Bagaimana caranya?

Tak ada salahnya kita mulai merenung, untuk apa kita sekolah? Untuk apa kita belajar? Dan kenapa harus ada guru? Kita sekolah agar mendapatkan legalitas berupa ijasah, ijasah itu yang kemudian bisa kita gunakan untuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk bekerja. Kita belajar adalah untuk memperdalam ilmu, dan guru adalah orang yang dianggap memiliki kemampuan berlebih dalam ilmu tertentu. 3 hal yang akan kita dapatkan dalam satu tempat, yaitu Sekolah.

Untuk itu, jangan takut, kalau tak paham bilang saja tak paham, kalau suruh mengerjakan di depan belum bisa, bilang saja kalau belum paham dan kalau perlu minta jam tambahan atau jam privat dengan sang guru. Selain itu, hubungan siswa dan murid tidak boleh seperti juragan dan karyawan. Guru memberi tugas, siswa harus tunduk. Guru menjelaskan, siswa tak paham, siswa disalahkan. Namun, hubungan antara guru dan siswa harus seperti dua sahabat yang saling mengerti.

Hanya cara berfikir kita yang harus di ubah. Guru bukan monster, mereka adalah sahabat sekaligus orang tua kita dalam menuntut ilmu. So, jangan lagi takut kalau ketemu guru hanya karena tidak paham pelajaran yang disampaikan ya. (rem)

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini