Setiap hari ahad ada sekelompok orang yang berkumpul. Kadang di Perpustakaan Bung Karno, taman Kebonrojo, Alun-alun, atau cafe ke cafe. Mereka berbincang soal sastra, puisi, cerpen, buku dan teori-teori menulis. Mereka menamakan diri Komunitas Penulis Blitar, wadah bagi penulis, calon penulis, atau yang sekedar tertarik dengan dunia kepenulisan.
Pertemuan hari ahad itu rutin dilaksanakan dengan FLP Blitar. Siapapun bisa ikut serta, tanpa harus mendaftar. Itu adalah forum terbuka bagi siapapun untuk sharing pengalaman dan ilmu. Dari forum itu diharapkan orang akan tertarik untuk membaca dan menulis, bahkan bisa jadi menerbitkan karyanya sendiri baik dalam bentuk buku ataupun dimuat di media massa.
Komunitas Penulis Blitar sendiri belum genap setahun. Berawal dari fanspage facebook Komunitas Penulis Kota Blitar, ternyata banyak juga yang tertarik untuk bergabung sampai kemudian dibuatlah formulir online. Mereka yang mengisi formulir kemudian akan dihubungi dan beberapa yang menggunakan WA akan dimasukkan dalam group komunitas dan FLP Blitar. Profil Komunitas Penulis Blitar pun sudah pernah diulas di Koran Lokal Jawa Pos Radar Blitar.
Jauh hari sebelum itu, di Blitar juga sudah berdiri FLP (Forum Lingkar Pena) Cabang Blitar. FLP sendiri merupakan organisasi kepenulisan yang memiliki struktur hingga ke pusat. Salah satu pendirinya adalah Helvi Tiana Rosa. Beberapa penulis terkenal lahir dari komunitas ini seperti Habiburrahman El Shirazy, Penulis Ayat-ayat Cinta. Juga ada Asma Nadia, Novelis yang novel-novelnya sering diangkat ke layar lebar.
FLP Blitar sendiri sudah lahir sejak tahun 2008, diprakarsai oleh beberapa nama seperti Yopi Yafrin, Gesang Sari Mawarni, Sugianto, A Fahrizal Aziz, dan lain sebagainya. Sekarang komunitas ini masih aktif dan diketuai oleh Ahmad Saifudin dengan Sekretarisnya Adinda RD Kinasih.
Selain itu tradisi membaca, diskusi dan menulis juga aktif dilakukan oleh sebuah komunitas bernama Paguyuban Srengenge. Komunitas yang bermarkas di Jalan ternate 22 Kota Blitar ini rutin mengadakan kajian setiap minggu sekali. Beberapa tema dibahas, antara lain kajian tafsir salman. Selain itu Paguyuban Srengenge juga rutin mengadakan bedah buku, serta aktif menulis dan mengelola website. Komunitas ini digerakkan oleh aktivis muda seperti Khabib M. Ajiwidodo dan Atim Pari Purnama.
Kehadiran komunitas-komunitas tersebut turut serta menyemarakkan tradisi literasi di Kota Blitar. Tradisi membaca dan menulis. Apalagi jika sampai menghasilkan karya-karya yang bermanfaat. Komunitas itu bisa menjadi pilihan bagi pelajar kota Blitar untuk memperkaya wawasan dan mengasah kemampuan menulis. (red.s)
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini