Pandangan Soekarno Mengenai Ahmadiyah

Pandangan soekarno tentang ahmadiyah



Sekitar  tahun 1936, Ir. Soekarno di kabarkan telah mendirikan cabang Ahmadiyah. Kabar tersebut berasal dari sebuah surat kabar. Karena merasa dirinya di fitnah, maka Soekarno memberikan penjelasan:

“ saya bukan anggota Ahmadiyah, jadi mustahil saya mendirikan cabang Ahmadiyah atau menjadi propogandisnya. Apalagi buat bagian Celebes !."

“Saya tidak percaya bahwa Mirza Ghulam ahmad seorang nabi dan belum percaya pula bahwa ia seorang mujadid. Tapi ada buku-buku Ahmadiyah yang saya dapat banyak faedah dari padanya; “Mohammad the Propet” dari Muhammad Ali, “Inleiding tot de Studie van den Heiligen Qur’an” juga dari Muhammad Ali, “Het Evangelie van den daad” dari Chawadja Kamaloedin, “De bronne van vet Christendom” dari idem, dan Islamic Review yang banyak memuat artikel bagus”

Selain keterangan di atas Beliau juga menambahkan : “memang umumnya saya mempelajari agama islam itu tidak dari satu sumber saja, banyak sumber yang saya datangi dan saya minum airnya. Buku buku Muhammadiyah, buku persatuan islam, buku buku penyiaran islam, buku buku ahmadiyah, buku buku dari India dan Mesir, dari Inggeris dan Jerman, tafsir tafsir bahasa Belanda dan Inggeris, buku buku dari lawan-lawan islam (Snouck hurgronje, Arcken, Dozy Hartman dls), buku buku dari orang orang bukan islam tapi yang simpati dengan islam, semuanya menjadi material bagi saya. Ada berapa ratus buku yang yang saya pelajari”

Dalam hal Ahmadiyah ini, Ir.Soekarno menyetujui beberapa hal di ahmadiyah dan juga tidak Menyetujui beberapa hal di dalamnya.

Hal yang disetujui menurut ir. Soekarno adalah adalah: mereka (Ahmadiyah) punya kelebaran penglihatan (broadmindedness), mereka punya modernism, mereka punya hati hati terhadap hadist, mereka punya striven Al-Quran saja dulu dan mereka punya systematische aanemelijk making van den islam.

Hal yang tidak di setujui oleh Soekarno adalah : pengeramatan Ahmadiyah kepada Mirza Gulam Ahmad serta kecintaan ahmadiyah kepada Imperialisme Inggeris.

Keterangan di atas terdapat dalam bandel buku “islam sontoloyo” karya Soekarno yang ditulis di Endeh, tanggal 25 November 1936.

Pada akhir tulisannya tentang ahmadiyah tersebut, sekali lagi Ir. Soekarno menegaskan bahwa Ia bukan seorang ahmadiyah, akan tetapi Ia (Ir. Soekarno) hanyalah seorang pelajar agama yang tidak kolot serta tidak taqlid. (SIS)*

____________________

Khabib M. Ajiwidodo
*SIS "Soekarno Islamic Studies"





0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini