Soekarno Dan Rasionalitas Berfikir
Diantara tokoh yang berpengaruh di Indonesia adalah Dr. Ir. Soekarno, Presiden pertama republic tercinta ini. Disampin itu, Soekarno adalah seorang pemimpin Muslim, yang mana di Timur Tengah beliau diakui sebagai pemimpin Muslim. Pandangan masyarakat Timur tengah tersebut berbeda dengan pandangan masyarakat Indonesia sendiri tentang Soekarno. Di Indonesia, Ir soekarno lebih ditonjolkan sebagai sosok nasionalis bukan seorang tokoh Muslim.
Walaupun begitu, Sokarno tak kalah menulis tentang islam,serta mengeluarkan argumennya sendiri mengenai ajaran islam. Ia adalah sosok enerjik, Soekarno biasa menyerang doktrin taqlid dan sikap anti Ijtihad, Beliau menantang paham yang kolot, paham penuh tahayul dan bid’ah dan menjunjung tinggi paham rasionalisme.
Bung karno membuang jauh-jauh sikap anti barat secara priori. Ia juga mengecam sikap islam trasionalis dan disebutknya dengang sebutan “semangat kurma" dan ‘semangat sorban”. Dalam hal ini soekarno berkata:
“ kita tidak ingat bahwa Nabi SAW sendiri telah menjaizkan urusan dunia menyerahkan kepada kita sendiri perihal urusan dunia, membenarkan segala urusan dunia yang baik dan tidak haram atau tidak makruh. Kita royal sekali dengan perkataan “kafir” kita gemar sekali mencap segala barang yang baru dengan cap “kafir”. Pengetahuan barat – kafir, radio dan kedokteran – kafir, pantalon dan dasi dan topi –kafir, sendok dan garpu dan kursi – kafir, tulisan latin – kafir, ya pergaulan dengan bangsa yang bukan Islampun – kafir !. padahal apa-apa yang kita namakan Islam ? bukan Roh Islam yang berkobar kobar, bukan api islam yang menyala-nyala, bukan amal islam yang mengagumkan, tetapi dupa dan korma dan jubah dan celak mata !.
Seokarno menambahkan:
“ Akal kadang-kadang tidak mau menerima Qur’an dan Hadits sahih itu, buka karena Qur’an dan Nabi salah, tetapi karena cara kita mengartikannya adalah. Kalau ada sesuatu kalimat dalam Qur’an atau Sabda Nabi yang bertentangan dengan akal, maka segeralah rasionalisme itu menjadi tafsir keterangan yang bisa diterima dan setuju dengan akal itu”
Saran lain yang dilontarkan soekarno adalah pemahaman islam yang tidak hanya berkutat pada halal dan haram saja, tetapi juga kepada hal-hal yang mubah dan jaiz serta mempunyai kemerdekaan berfikir. Menurut Soekarno, orang yang bertindak menurut ilmu pengetahuan (ilmiah) berarti ia telah bertindak menurut hokum alam yang berlaku. Oleh karena itu Soekarno tidak melawan hokum alam, tetapi menggunakan hukum alam itu sendiri sehingga ia mendapatkan daya guna yang tinggi. Jadi, sesuatu dapat disebut modern, jika ia bersifat rasional, ilmiah, dan sesuai dengan hukum alam yang berlalu. Begitulah rasionalitas berfikir soekarno. (Red.S)
________
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini