“POTRET BANGSAKU HARI INI”
OLEH: RENDY PUTRA REVOLUSI ZULKARNAIN
KETUA UMUM
PC IMM KOTA BALIKPAPAN- KALTIM
Melihat situasi dan kondisi bangsa dan negara kita hari ini sangat memperihatinkan. Dari waktu kewaktu berderet kasus bermunculan kepermukaan. Dari mulai kasus Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait pidatonya di kepulauan seribu kala itu yang menyinggung Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 51. Lewat pidatonya di kepulauan seribu tersebut Ahok di laporkan ke Mabes Polri atas dugaan “penistaan agama”. Dari kasus tersebut banyak menuai pro dan kontra terkait tidak seriusnya negara dalam menykapi kasus ahok dugaan penistaan akan agama. Hingga seluruh kaum muslimin dari ormas Islam hingga Organisasi Islam seluruh Indonesia bersatu dalam aksi damai 411 kedepan Istana. Namun, negara belum juga menjadikan ahok tersangka, Umat muslimpun menggagas untuk turun aksi lagi tuk kedua kalinya, inipun ditanggapi sebelah mata. Hingga akhirnya aksi bela Islam jilid ke 3 pun di gelar 212 lalu aksi yang penuh kedamaian hingga rumput tidak ada yang rusak. Setelah aksi jilid ke 3 ini barulah kelihatan pemerintah memproses hukum secara seriyus si ahok akan penistaan agama yang dilakukannya di kepulauan seribu. Alhamdulillah, rakyatpun agak sedikit tenang setelah beberapa kali aksi tidak ditanggapi secara seriyus dengan terlambatnya pak presiden memberikan suatu pidatonya pada aksi jilid ke-1 4 11 kala itu.
Tidak hanya itu, dalam aksi bela Islam yang super jumbo tersebut, banyak dari oknum-oknum politik yang mengatakan bahwa aksi bela Islam yang dilakukan umat muslim seluruh Indonesia ” ditunggangi politik”. Apa ini? Suatu stateman yang tidak berdasar. Kemudian, di tangkapnya beberapa tokoh hingga Demisioner bang Beni Pramula aktivis Islam dari DPP IMM pun ikut terjerat kasus “Makar”. Hal ini menuai kritik pro dan kontra yang besar-besaran dari ahli kritisassi dikalangan intelektualis. Negara ini seakan tidak dewasa menyikapi suatu problematika negara. Terlihat seakan pengalihan issu yang update kearah issu yang berbeda. Negara begitu kekanakan sekali. Plin plan dalam mengambil keputusan.
Di lain sisi, Negri ini tertimpa musibah yang memilukan rakyat Aceh, setelah 12 tahun yang lalu kiamat kecil menggulung dengan dahsyatnya, kini Aceh di serang gempa dengan 6.5 SR yang memporakporandakan bangunan, hingga menelan korban yang tidk sedikit. Bangunan banyak yang hancur tinggallah puing-puing batu berserakkan. Apakah ini bentuk murka Tuhan (Allah) akibat negri ini yang selalu mengorbankan rakyatnya demi kepentingn asing?Tidakkah pemimpin negeri ini mengambil pembelajaran dari musibah tersebut?
Bingung dengan pemimpin hari ini, semakin hari terlihat keberpihakkannya dengan asing. Hal ini dengan di sahkannya PP No. 59 baru-baru ini yang mana warga negara asing bebas mendirikan organisasi asing atau badan hukum di negri Indonesia ini. Akan ada bencana baru lagi negri ini bila organisasi dan badan-hukum asing bebas berdiri, maka mereka para asing akan serta merta secara tidak sadar menggusur orang-orang pribumi. Secara tidak langsung menempati dan menduduki bagian-bagian fenomenal di Indonesia. Sungguh keji perpolitikkan hari ini berbagai macam cara yang halus dan bulus untuk menduduki negeri yang kaya akan hasil alam yang melimpah ruah. Anehnya lagi pemimpin negri ini “manggut-manggut saja”.
Beberapa waktu yang lalu juga terjadi krisis kemanusiaan di Rohingya dan Allepo, pemimpin ini tidak ada sepatah katapun memberikan tanggapannya terkait krisis kemanusiaan yang terjadi. Masjid-masjid, fasilitas pendidikan, rumah sakit hancur tak tersisa, perempuan-perempuan di perkosa dan dibunuh. Anehh, padahal kan Indonesia terbessar muslimnya. Setidaknya antusias kemanusiaannya lebih dominan dibandingkan negri yang minoritas. Ada apa ini?Apakah pemimpin kita terjerat kerjasama dengan asing agar tidak banyak untuk ikut campur dalam masalah kemanusiaan yang terjadi?
Keanehan pun menghinggapi dari mata uang Indonesia, dimana 20 desember 2016 yang lalu “launching”perdana di keluarkan Bank Indonesia. Malahan mrirp mata uang Yuan RRC. Pemimpin negeri ini terlihat keberpihakkannya kepada asing, berkibarnya bendera RRC di kepulauan obi Maluku Utara saat itu tidak mendapat dan menuai proses hukum yang berarti padahal hal tersebut jelas-jelas menodai kedaulatan NKRI sebagai negara yang memegang benar keutuhan negara. Kejanggalan-kejanggalan terus menerus terjadi ada apa dengan bangsa ini?Akan kita bawa kemana bangsa ini?Atau jangan-jangan NKRI telah di gadaikan dengan segepok dollar dan kehidupan layak yang tidak akan habisnya hingga beberapa generasi. Semoga saja tidak demikian adanya. Tapi sangat sukar rasanya bila tidak berpandangan demikian, Hutang negara yang tidak habis-habisnya di bayar. Aset-aset negara yang telah dijual kepada asing. Free port di Papua yang telah di kuasai asing. Produk-produk asing yang banyak menanamkan sahamnya di Indonesia. Potret kelam pengangguran terjadi dilini masyarakat. Sarjana-sarjana tidak produktif dan non kreatif menyesaki negara karena mengapa?Karena bangsa lain telah memenuhi lapangan pekerjaan tersebut. Kalaupun ada yang bekerja kebanyakkan dari mereka menjadi kuli di negeri sendiri. Mengapa saya katakan demikian?karena sebagian pekerja menjadi pekerja di negeri sendiri yang bosnya orang-orang asing. Produk-produk pribumi namun yang memiliki asing, yang lucunya penduduk pribumi membeli kepada asing produk pribumi. Ini kan lucu?Iya inilah disebut”menjadi kuli dinegeri sendiri”. Dan dampak penyempitan sosial di segala arah pun akan segera terjadi dengan di sahkannya PP tentang bolehnya warga negara asing mendirikan badan hukum atau organisasi di tanah air ini.
Belum lagi bangsa ini darurat narkoba, bayangkan 75% dari narapidana yang ada di rumah Tahanan negara atau di Lembaga Pemasyarakatan disebabkan narkoba, tegas Teguh Pamudji karutan Klas II B tanjung Redeb saat penelitian saya tahun 2015 lalu. Sindikat narkoba yang tersebar di tanah air tidak akan pernah habis-habisnya di eksekusi, karena mengapa?Bagaimana tidak, aparatur negara ikut andil dan ikut campur tangan dalam menumbuh subur dan kembangkan narkoba di tanah air. Hal itu terungkap dalam beberapa media dan artikel-artikel yang mengungkapkan bahwa aparatur kepolisian ikut andil dalam pengembangan narkoba di tanah air. Inilah biang-biangnya. Narkoba tidak akan habis dan musnah bila aparatur kepolisian ikut andil didalamnya, tentunya hal ini dengan kesepakatan yang saling menguntungkan antar pihak dan asing tersebut. Generasi muda, artis, pejabat hingga usia uzur pun terjerat kasus narkoba mulai dari memasukkan narkoba dalam permen yang seringkali di konsumsi anak-anak, hingga memasukkan narkoba dalam organ manusia dan ini trik modern dalam film Barat.
Kemudian seks bebas yang sangat memperihatinkan dilakukan para pemuda dan pemudi kita. Efek dari pergaulan bebas yang kelewat batas. Hal ini efek kebudayaan asing yang tiada batas dalam menularkan kebudayaannya di negri Indonesia yang beradat ketimuran. Film-film telenovela yang sering ditayangkan di layar pertelevisian Indonesia yang sarat akan pergaulan bebas. Lihat saja bila sudah lewat tengah malam. Film-film “hot” bermunculan. Sikap pacaran yang kelewat batas yang dilakukan para remaja dan remaji hari ini. Kurangnya tsaqofah agama dalam benak remaja-remaji serta tidak adanya kepedulian dari orang tua yang pekerja atau broken home sehingga menjadikan remaja dan remaji tergerus arus pergaulan bebas atau seks bebas. Banyak terjadi kehamilan di luar pernikahan yang dilakukan pelajar, aborsi merajalela ditengah-tengah generasi Indonesia. Maraknya film-film asing (Bollywood dan Hollywood) membanjiri layar pertelevisian di Indonesia. Bila hal demikian terus menerus di biarkan, maka produk perfilman Indonesia akan kalah saing dan hal tersebut akan mempengaruhi pendapatan perfilman Indonesia.
Sekilas analisa terkait kondisi bangsa kita hari ini.
________________
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini