BUYA SYAFI'I & MBAH DIMAN
Catatan Deni Al-Asyari
dua sesepuh Suara Muhammadiyah, Buya Syafi'i (kiri), Deni Al-asyari (tengah baju merah), Mbah Diman (kanan). (Foto diambil dari Facebook Deni Al-Asyari)
Menyaksikan sebuah moment mengharukan, diantara dua pelaku sejarah penerus SM, beliau adalah Prof. Dr. A. Syafii Maarif (mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah sekaligus Tokoh Bangsa), dengan Mbah Diman (Karyawan Lepas SM). 65 tahun yang silam, beliau berdua adalah teman satu kantor yang tekun dan gigih dalam menjaga dan mempertahankan kontinuitas SM. Buya Syafii berprofesi sebagai Juru Ketik, sedangkan Mbah Diman berprofesi Juru bersih dan penjaga Kantor. Walaupun beda posisi, namun hari-hari beliau selalu bersama dalam menjalankan tugas kantor. Apalagi dimasa-masa sulit, kebersamaan terasa menyatu walaupun berbeda dalam jenis pekerjaan.
Seiring dengan pergantian waktu, sekaligus perbedaan nasib diantara beliau, membuat pertemuan semakin hari semakin jarang dan bahkan tidak pernah. Moment hari pers nasional 9 Februari, sekaligus sebagai momen peletakan batu pertama Graha SM, mempersatukan dua pelaku sejarah ini kembali.
Momen ini berawal, ketika Buya hendak menuju kursi barisan depan yang sudah tersedia, saat melangkah pintu masuk ruangan, Buya melihat sekilas sosok wajah yang pernah dilihatnya 60 tahun silam, beliau adalah Mbah Diman, yang pada saat itu sedang duduk di barisan belakang, walaupun para tokoh Muhammadiyah dan pejabat publik sudah menunggu Buya di barisan depan, namun Buya langsung menemui mbah Diman dibarisan belakang dan memeluknya, tidak tahu apa yang terlintas dalam pikiran kedua sesepuh ini, namun dari sirat wajah dan uraian air mata yang keluar dari mata Mbah Diman, tersurat jelas, kebanggaan mbah Diman memiliki sahabat yang sukses seperti Buya Syafii, sehingga muncul kerinduan untuk menapaki kembali kebersamaan di masa-masa sulit dulu.
Buya pun tentu bangga, sosok tua yang kini berusia 90 tahun, masih eksis dan setia bekerja di kantor SM. Tidak banyak percakapan diantara mereka berdua, yang ada hanyalah tatapan yang dalam dan penuh makna. Mengakhiri pertemuan, Buya pun tidak lupa memberikan sedikit rupiahnya kepada Mbah Diman, sambil berpesan: " Deni....tolong jaga dan perhatikan Mbah Diman sampai akhir hayatnya," tutur Buya, sembari mereka berpelukan.
# terimakasih Buya dan Terimakasih Mbah Diman#
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini