Anies Yang Terbuang, Anies Yang Menang





Saat Anies “dipecat” dari Mendikbud, orang banyak yang kaget. Namanya tidak terdengar ada masalah, terutama berkaitan dengan kinerjanya. Ada yang berspekulasi, dipecatnya Anies karena peran “nyonya besar”. Artinya, kecil kemungkinan dipecatnya Anies karena inisiatif Pak Jokowi sendiri.

Karena nyatanya, ada juga Menteri yang banyak masalah, bahkan dinilai tak paham tupoksinya, namun masih tetap aman-aman saja, karena ada back up kuat.

Secara relasional, sesungguhnya Pak Jokowi telah begitu tega memperlakukan Anies yang jelas-jelas sangat loyal padanya, bahkan rela mempertaruhkan popularitasnya sebagai tokoh muda cermelang untuk sekedar menjadi jubir kampanye.

Jikalau pemecatan atas dasar profesionalitas, jelas Anies punya background Pendidikan yang sangat baik. Bahkan pernah menjadi rektor. Jika masalahnya pada kinerja, dan apakah hanya dalam waktu dua tahun, masalah Pendidikan di Indonesia yang begitu kompleks bisa terselesaikan?

Artinya, siapapun melihat, dipecatnya Anies kala itu lebih kuat karena faktor politik. Karena secara politik Anies mungkin dipandang kurang menguntungkan. Tidak punya Partai, atau sekedar massa berbasis ormas. Anies hanya punya relawan, itupun tidak mengikat secara ideologis atau kepentingan politik.

Maka figur Anies yang baru saja terjungkal dari kursi Menteri, lantas dibaca dengan sangat baik oleh parpol oposisi, termasuk oleh Prabowo Subianto. Tidak ada lagi sosok selain Anies yang bisa menjadi cermin betapa tidak adilnya Jokowi dalam memperlakukan orang yang sangat loyal terhadapnya.

Anies adalah simbol ketidak adilan politik. Untuk itu, figurnya menjadi simbol terbaik untuk menghantam rezim. Meski Anies disebut tidak konsisten karena menerima pinangan pihak lawan, namun simbol inkonsistensi pertama justru ditunjukkan oleh Istana. Anies hanya gejala, bukan sebab utama.

Kini setelah Anies menang di Pilgub DKI Jakarta, mengalahkan Ahok yang notabene adalah pasangan Jokowi di Pilgub 2012 silam. Pihak PDIP dan partai pendukung seolah tertampar. Mau dikata, Ahok adalah jagoannya dari jagoan politik yang ada, tapi kalah oleh orang yang disia-siakan istana.

Mungkin hal itu tidak akan pernah terjadi jika Anies tidak dibuang dari Istana. Kini kita melihat siapa yang menuai, atas apa yang ditanam. Kemenangan Anies adalah kemenangan orang yang terbuang, karena harusnya, pada detik ini dia masih berkantor di Kemendikbud, jika saja tidak dipecat. []

24 April 2017
A Fahrizal Aziz

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini