Pak SBY, entah secara pribadi atau melalui partainya memang tidak secara langsung mendukung Anies-Sandi. Bahkan beliau mengajukan sendiri anaknya, Agus Yudhoyono, yang kata sebagian pengamat masih sangat mentah, menjadi cagub.
Namun Politik itu memang menarik. Sampai hari jelang Pendaftaran Paslon Pilkada DKI Jakarta, hampir tidak ada figur yang bisa melampaui Ahok. Apalagi setelah Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini “ogah” ke Jakarta.
Sadar jika siapapun calon yang akan diusung tidak akan meraih kemenangan, makanya Pak SBY rela hati mengajukan anaknya yang punya karir bagus di Militer. Bisa saja kala itu Partai Demokrat dan Parpol koalisinya langsung mendukung Anies-Sandi, dan mungkin saja menang. Namun orang tidak akan kenal siapa itu AHY.
Iya jika memang, jika kalah? Maka dominasi PDIP melalui Ahok-Djarot semakin tak terbendung. Dengan majunya 3 calon, maka kemungkinan besar akan menjadi dua putaran. Kemenangan Ahok-Djarot di putaran pertama bisa dengan mudah diprediksi, tapi belum tentu di putaran kedua.
Saya melihat Pak SBY memang sangat teliti dalam hal ini. Disatu sisi bisa melejitkan nama AHY di Panggung Pilkada kelas satu, sekaligus memberikan pengalaman politik. dilain hal “berbalas budi” kepada Anies Baswedan yang pernah memeriahkan Konvensi Capres Partai Demokrat 2014 silam.
Selanjutnya, Ahok-Djarot akhirnya kalah. Dominasi PDIP di Jakarta mulai meredup. Tapi saya hanya menebak-nebak saja, alias hanya asumsi. Benar tidaknya saya tidak tahu. Bagi saya, pemenang di Pilkada DKI Jakarta ini adalah Pak SBY. Mungkin tidak dari segi jabatan, atau elektoral partai.
Namun dari segi yang lain, yang entah bagaimana kita menamainya. Anda setuju? [A. FA]
#sekedarkomentar
#sekedarceloteh
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini