BlitarmuID
– Saat memberikan materi bertajuk “Profil Kader Muhammadiyah” dalam acara
Latihan Instruktur Baitul Arqam di Rusunawa UMM, 28-30 April yang lalu, Wakil
Ketua PWM Jatim, Nadjib Hamid, menyebut setidaknya ada enam ciri kader
Muhammadiyah. Enam ciri kader tersebut merupakan hasil analisis yang beliau
lakukan selama ini.
“Dari beberapa
tokoh yang pernah saya temui, secara umum ada enam ciri kader Muhammadiyah,”
ucapnya, sembari memperlihatkan slide tersebut.
Enam ciri kader
Muhammadiyah menurut Nadjid Hamid, adalah :
Pertama,
aqidah kuat dan ideologinya mantab. Kader Muhammadiyah harus memiliki aqidah
yang kuat, serta pemahaman KeMuhammadiyahan yang baik, termasuk dalam hal
ideologi. Hal ini penting agar kader Muhammadiyah tidak mudah terombang ambing
ditengah krisis ideologi yang saat ini tengah terjadi.
Kedua,
Ilmu dan pergaulannya luas. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan modern Islam
di Indonesia. Sebagai gerakan modern, tentu bersifat inklusif. Tidak tertutup.
Termasuk keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan, atau terhadap pandangan yang
berbeda.
Keterbukaan
tersebut membuat kader Muhammadiyah memiliki pergaulan yang luas, tidak
tersekat di internal Muhammadiyah semata. Dengan pergaulan yang luas, maka
kader Muhammadiyah akan bersikap toleran, luwes, dan bijak.
Ketiga,
Peduli dan Kontributif. Sebagaimana yang pernah dilakukan KH. Ahmad Dahlan,
Muhammadiyah sangatlah peduli dengan kondisi sekitar, terutama ketimpangan yang
terjadi. Dari kepedulian tersebut, maka kader Muhammadiyah berupaya memberikan
kontribusi kepada masyarakat.
Keempat,
Ghirah dan Militansinya tinggi. Kelima, Patut diteladani. Yaitu, bahwa
kader Muhammadiyah tidak sekedar bicara, namun juga dibarengi dengan aksi.
Sebagaimana yang pernah diajarkan KH. Ahmad Dahlan ketika mengajarkan surat Al
Maun. Tidak cukup hanya dibaca, namun bagaimana itu diamalkan.
Keenam,
Ikhlas dan sederhana. Berdakwah di Muhammadiya tentu banyak tantangannya,
bahkan tak jarang harus berkorban. Entah berkorban tenaga, waktu, sampai
materi. Namun roda keorganisasian di Muhammadiyah bisa terus berjalan karena
adanya orang-orang Ikhlas. Selain itu, tokoh-tokoh Muhammadiyah juga dikenal
sederhana, tidak high profile, apalagi elitis. [red.b]
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini