P E N D A P A T
Oleh: Mustakim*
Setiap orang punya pendapat. Pendapat antara orang satu dengan lainnya bisa sama, bisa juga berbeda. Pernah sama tentu juga pernah berbeda.
Pendapat merupakan pikiran, buah pikiran, anggapan dan perkiraan terhadap suatu hal. Oleh karenanya sangat dipengaruhi oleh sudut pandang, kemampuan berpikir, lingkungan, pengetahuan, tujuan dan faktor lain yang melingkupi subyek yang berpendapat. Subyek bisa berbentuk individu / perorangan, kelompok maupun institusi. Pendapat dari suatu kelompok dan institusi biasanya berupa kesepakatan atau keputusan yang sudah melalui mekanisme tertentu atau suatu sistem.
Perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar. Sebagaimana detail fisik manusia yang juga beragam. Ungkapan untuk menggambarkan terjadinya perbedaan pendapat dikalangan masyarakat yang sudah populer adalah identifikasi bentuk gajah. Orang yang melihat dari sisi ekor berbeda pendapat/anggapan dengan yang melihat dari sisi kepala. Begitu juga yang melihat dari sisi perut dengan yang melihat dari kaki gajah.
Perbedaan pendapat antara manusia bisa terjadi pada banyak hal. Fenomena ini merupakan hal yang wajar adanya. Dalam bidang politik orang akan berbeda pendapat tentang kriteria pemimpin dan pilihannya. Dalam beragama / berkeyakinan demikian juga bisa berbeda. Bahkan mereka yang seagama pun bisa berbeda pendapat dalam fiqih, madzhab, manhaj, metode dan penafsiran suatu ayat. Hampir semua sisi kehidupan manusia berpotensi menimbulkan terjadinya perbedaan pendapat.
Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk menemukan titik pertemuan dari adanya perbedaan pendapat. Diantaranya dengan musyawarah, kompromi, negosiasi, voting dan sebagainya. Meskipun ada juga perbedaan pendapat yang dibiarkan berjalan alami / apa adanya. Masing-masing berjalan sesuai dengan pendapatnya.
Perbedaan pendapat yang tidak dikelola dengan baik pada umumnya akan menimbulkan efek tertentu. Bisa berupa perselisihan, permusuhan, perpecahan bahkan peperangan. Efek ini dapat menyebabkan terjadinya kerugian baik pada satu pihak maupun pada semua pihak yang terlibat didalamnya. Efek ini biasanya mempunyai tingkat kerugian yang lebih besar dari perbedaan itu sendiri. Bahkan bisa menimbulkan efek berantai.
Orang dan komunitas orang dalam berpendapat lazimnya meyakini pendapatnya yang paling benar. Termasuk metode, sudut pandang dan kerangka berpikirnya dalam berpendapat yang paling tepat. Ini wajar. Setiap orang ingin pendapatnya yang dijadikan keputusan atau sebagai pertimbangan munculnya keputusan. Ini juga wajar. Namun, meyakini kebenaran pendapat sendiri dengan disertai merendahkan pendapat orang lain tidak membantu proses penyelesaian.
Di masa lalu, banyak kita temukan tokoh dan ahli ilmu yang secara gamblang menyampaikan kalau ada pendapat lain yang lebih baik dan benar dari pendapatnya, maka ikutilah pendapat itu. Sebuah keteladanan yang baik. Di masa kini hal seperti itu sudah jarang kita temukan. Padahal cara berpikir manusia semakin berkembang dan kompleks.Tanpa semangat saling menghormati, jiwa besar dan komunikasi yang baik, perbedaan pada akhirnya berujung pada penyelesaian di institusi/lembaga yang berwenang menangani perselisihan.
Instrumen pengelolaan terhadap adanya perbedaan pendapat di kalangan masyarakat sebenarnya sudah ada. Ada yang berbentuk peraturan, adat istiadat, kita suci dan sebagainya. Juga ada yang berbentuk subjek seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan institusi khusus yang bertugas di bidang ini.
Penyelesaian perbedaan pendapat membutuhkan kecerdasan. Sehingga elemen yang dalam posisi berbeda dapat terpuaskan dengan proses dan hasilnya. Hal inilah yang biasa disebut 'win win solution'. Penyelesaian seperti ini juga membutuhkan ketenangan, keikhlasan, rasa saling percaya dan kemauan kuat dari komponen yang ada di dalamnya. Lebih-lebih pada perbedaan pendapat yang melibatkan banyak orang dalam hal besar.
Ada perbedaan pendapat skala besar yang dapat terselesaikan dengan baik. Ada perbedaan pendapat skala kecil yang tidak terselesaikan. Begitu juga sebaliknya. Tergantung kecerdasan, ketenangan, kemauan, keikhlasan, ketulusan, jiwa besar dan rasa saling percaya pihak-pihak yang ada di dalamnya. Ini pendapat dariku, bagaimana pendapat saudara?
Tentang Penulis
*Mustakim adalah Sekretaris PD Pemuda Muhammadiyah Kota Blitar.
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini