Pluralis Djohan Effendi Wafat!



Intelektual Muslim Indonesia, yang dikenal sebagai pejuang pluralisme, wafat di Geelong, Victoria Australia pada usia 78 tahun. Sosok yang selama hidupnya getol memperjuangkan Pluralisme ini merupakan salah satu dari beberapa Intelektual garda depan Indonesia disamping Nurcholish Madjid. Djohan meninggal karena penyakit komplikasi yang sejak lama ia derita.

Djohan merupakan sosok yang dekat dengan Gus Dur. Bahkan dipercaya menjadi Menteri Sekretarus Negara ketika Gus Dur mejabat sebagai Presiden. Ketertarikannya dengan dunia Intelektual, nampak sewaktu masih remaja, ketika ia sangat mengagumi sosok A. Hassan. Bahkan sampai ia berniat untuk mendaftar menjadi anggota Persis.

Pemikirannya kemudian berkembang ketika ia hijrah ke Jogja, sampai melanjutkan studi di IAIN Yogyakarta (Sekarang UIN Jogja). Djohan kemudian dikenal sebagai pemikir inklusif. Salah satu pendapatnya yang sempat menuai kontroversi adalah ketika ia membela Ahmadiyah, dan mengatakan bahwa Ahmadiyah memiliki hak yang sama sebagaimana warga negara Indonesia secara umum.

Perjuangannya dalam merajut perdamaian lintas iman diwujudkan dengan ikut serta mendirikan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) bersama beberapa tokoh lain. Djohan pindah ke Australia setelah kepergian sang Istri. Disana ia tinggal bersama ketiga anaknya, sampai pada akhir hayat.

Djohan dimakamkan di Werribe Cametary, sebuah komplek pemakaman yang terletak sekitar 32 Kilometer dari pusat kota Melbourne.. Kepergian Djohan Effendy tentu menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia, mengingat perannya selama ini sebagai aktivis perdamaian. Selamat Jalan Pak Djohan. [red.s]

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini