Kini Giliran Khofifah?




Akhirnya Pilgub Jatim 2018 hanya diikuti dua pasang saja. Yaitu Khofifah-Emil dan Saifullah-Puti. Sejak mendengar akan maju lagi pada Pilgub Jatim, kita mungkin sempat berfikir betapa ambisiusnya Khofifah, yang sudah dua kali kalah melawan Pakde Karwo. Apa ini akan menjadi kekalahan ketiganya?

Apalagi setelah Gus Ipul bersama A. Azwar Anas mendeklarasikan diri sebagai pasangan. Tentu kubu Khofifah dan kubu-kubu lain menjadi berfikir keras. Sebab dilihat dari aspek manapun akan sulit mengalahkan pasangan ini. Keduanya sama-sama tinggi elektabilitasnya, termasuk rekam jejaknya.

Karena itulah Gerindra tak juga menentukan calon, sampai-sampai melamar Yenny Wahid. Sekalipun ada beberapa calon alternatif yang bisa mereka usung seperti La Nyalla Mataliti. Bahkan PAN yang memiliki banyak kandidat, juga tidak lekas menentukan sikap dan akhirnya ikut mendukung duet Khofifah-Emil.

Tapi peta politik kemudian berubah ketika A. Azwar Anas mundur sebagai Bacawagub, sebab beredarnya foto syur. Mundurnya Azwar Anas membuat PKB dan PDIP tentu kelimpungan, sebab siapa lagi figur yang mampu menggantikan? Apalagi setelah Tri Rismaharini menyatakan menolak dicalonkan.

Sosok Emil Dardak yang dipilih Khofifah kemudian justru melejit. Kapasitasnya sebagai Ph.D lulusan Jepang terus diperbincangkan. Memang popularitasnya kala itu belum semoncer Azwar Anas, tapi lambat laun orang akan mulai melihat dan menilai. Selain berwajah rupawan, Emil Dardak juga nampak genius.

Entah karena apa PDIP kemudian mengusung Puti Guntur Soekarnoputri, yang sama sekali tidak masuk radar survey sebelumnya. Sebenarnya ada banyak alternatif figur Jatim yang bisa diajukan, hanya saja bukan kader PDIP. Sejauh mana kiranya Puti mampu melengkapi elektabilitas Gus Ipul?

Dengan peta yang seperti ini, kiranya sulit menandingi Khofifah-Emil. Suara NU yang terpecah menjadi dua, sementara konstituen Pakde Karwo sebagian mungkin juga merapat ke Khofifah, sebab Partai Demokrat salah satu pengusungnya. Emil Dardak yang seorang figur muda, suami dari artis papan atas, rasanya akan menjadi perpaduan tersendiri.

Namun politik tak bisa diterka. Penuh kejutan. Di DKI Jakarta Ahok selalu menempati tangga teratas survey. Di Jatim Gus Ipul juga demikian. Tapi pemenangnya tetap ditentukan ketika pemungutan suara. Apakah Gus Ipul akan naik menjadi Gubernur, atau kini saatnya Khofifah. Dan lagi, suara Khofifah di kalangan Ibu-ibu Muslimat struktural dan Ibu-ibu yasinan masih sangat signifikan. []

Blitar, 12 Januari 2017
Ahmad Fahrizal Aziz
www.fahryzal.com

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini