Meski menuai pro kontra, namun statement Buya Syafii Maarif soal "virus jahat" di Pilkada DKI Jakarta sedikit demi sedikit terungkap. Pada ILC selasa (16/01) ada salah satu narasumber yang berkata agar apa yang terjadi di DKI Jakarta, di copy paste ke daerah lain.
Senada dengan itu, Dahnil Anzar Simanjuntak pun mengatakan jikalau konteks 212 sudah tidak ada, sehingga tidak perlu lagi ada alumni-alumnian, apalagi menggerakkannya ke daerah lain. (Pwmu.co)
Apakah kekalahan Ahok murni karena kompetitornya Anies Baswedan? Tentu tidak. Siapapun tahu bahwa galangan massa 411, 212 dll itu turut serta menggerus kepercayaan publik terhadapnya. Namun hal semacam itu tentu tidak mungkin diterapkan di daerah lain.
Di Jatim, kultur religiusnya sangat kuat. Isu-isu agama akan sulit dimainkan, sebab Bu Khofifah dan Gus Ipul memiliki latar belakang pesantren yang kuat. Apa mungkin Pilkada DKI Jakarta di copy paste ke Jatim dengan mengunggulkan nama La Nyalla?
Dalam suasana ini, saya pribadi justru menaruh rasa hormat kepada Pak Prabowo yang tidak bersedia menjalankan "amanat" Habib Rizieq tersebut.
Begitu pun dengan Jateng, ketika Ganjar Pranowo kemudian berpasangan dengan Gus Yasin, putra Kyai Kharismatik Maimoen Zoebair. Apa mungkin isu di DKI Jakarta akan di copas ke Jateng?
Apalagi di Jabar? Akan sulit kiranya membentur-benturkan dua hal tersebut. Marilah kita songsong Pilkada 2018 ini dengan suasana damai dan lebih sejuk. []
18 Januari 2018
Ahmad Fahrizal Aziz
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini