kanaljabar.com |
SRENGENGE.ID - Dari puncak Gunung Leutik daerah Pameupeuk, Garut, wartawan harian Suara Merdeka, Atje Bastaman, melihat asap membumbung tinggi di angkasa. Sebelumnya, muncul instruksi dari Kolonel A.H Nasution, Komandan Divisi III, agar penduduk sipil dan TRI (Tentara Republik Indonesia) meninggalkan Kota Bandung yang dirasa tak aman lagi.
Penduduk berbondong-bondong ke arah pegunungan di Bandung selatan, sementara pasukan Belanda dan Sekutu merangsek maju untuk menguasai kota kembang tersebut. Pasukan TRI pun terlibat pertempuran dengan pasukan sekutu.
Di desa Dayeuhkolot, Bandung selatan, TRI menyerang gudang mesiu peninggalan pemerintah kolonial. Pabrik mesiu itu berhasil dibakar dan akhirnya menyebabkan ledakan dahsyat. Muhammad Toha dan Ramdan, yang mendapatkan misi tersebut, mengorbankan nyawa mereka.
Api membumbung tinggi di angkasa, lalu Atje Bastaman menulis sebuah liputan berjudul "Bandoeng Djadi Laoetan Api", yang kemudian digunakan untuk memperingati peristiwa yang terjadi pada 6 Agustus 1946 tersebut.
Perintah bumihanguskan dalam waktu tujuh jam tersebut merupakan hasil musywarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan, yang melihat betapa agresifnya pihak sekutu untuk kembali mengusahi Indonesia, khususnya kota Bandung. Cara tersebut dilakukan karena dari segi persenjataan, TRI dan Rakyat kalah jauh dibanding sekutu. (Red.s)
Sumber bacaan :
Buku Sejarah Revolusi Indonesia 1945-1950, karya Garda Maeswara. 2010. Penerbit Narasi.
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini