Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Blitar kedatangan para pegiat literasi pada Selasa, 23 Juli 2019. Kunjungan para pegiat literasi ini dalam rangka silaturahim sekaligus sebagai bentuk dukungan moril kepada Komisioner yang baru dilantik. Pegiat literasi yang berkunjung hari itu dari Forum Lingkar Pena (FLP) Blitar, Komunitas Muara Baca, dan Paguyuban Srengenge.
Dari FLP Blitar dihadiri oleh Ketua umumnya, Hendra Burhanudin beserta sekretaris dan bendahara. Lalu Ahmad Fahrizal Aziz, selaku koordinator Muara Baca, dan Khabib M. Aji Widodo selaku ketua Presidium Paguyuban Srengenge. Selain itu hadir juga ketua IMM Blitar, Okta Rea Arsyad sebagai representasi mahasiswa.
Pertemuan itu berlangsung santai dan informal, bertempat di ruang ketua KPU Kota Blitar. Selain membahas terkait kepemiluan, yang merupakan tugas utama KPU sebagai penyelanggara, juga membahas bagaimana KPU bisa memberikan Pendidikan politik bagi calon pemilih.
Ketua KPU Kota Blitar, Choirul Umam, berharap KPU bisa menjadi rumah yang terbuka bagi masyarakat untuk belajar banyak hal terkait kepemiluan, serta bisa melahirkan karya, diluar masa tahapan pemilu.
“Kita berencana untuk memaksimalkan rumah pintar pemilu (rpp) yang selama ini sudah ada, termasuk membuat kegiatan atau karya seperti menerbitkan buku, bedah film, dan lainnya di luar masa tahapan pemilu, siapa tahu bisa bersinergi dengan para pegiat literasi ini,” Ujar Choirul Umam.
Sementara itu, Komisioner yang membidangi Partisipasi Masyarakat (Parmas), Rangga Bisma, mengatakan bahwa tantangan terbesar di era sekarang adalah mengatasi hoax dan hate speech (ujaran kebencian), terutama ketika masa pemilu berlangsung.
“Itulah kenapa pentingnya literasi politik, dalam rangka melawan hoax dan hate speech, agar masyarakat tidak buta politik. Itulah tantangan kita selama ini,” Jelasnya.
Dalam kesempatan itu, FLP Blitar juga memperkenalkan sekaligus membagikan buku kumpulan puisi “Mengakrabi Sunyi”, yang berisi puisi-puisi tentang Blitar. Buku itu diterbitkan pada 2017, dan merupakan karya-karya dari para anggotanya.
Sementara dari Komunitas Muara Baca dan Paguyuban Srengenge berharap, bisa bersinergi dengan KPU dalam diskusi politik dan demokrasi. Komunitas Muara Baca adalah komunitas yang dibentuk sebagai wadah belajar sejarah dan politik, yang selama ini berkegiatan di Perpustakaan Bung Karno.
“Selama ini diskusi sejarah, termasuk dalam konteks gagasan dan pemikiran Bung Karno sudah berjalan. Hanya diskusi politik dan demokrasi yang belum, mungkin kedepan bisa bersinergi dengan KPU, khususnya melalui rumah pintar pemilu,” Harap Fahrizal Aziz, selaku Koordinator Muara Baca.
Pertemuan itupun ditutup dengan foto bersama. []
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini