Ahad, 22 Maret 2020
Enak kan jadi PNS, libur tetap gajian. Celetuk seseorang di sebuah kedai, kala saya berteduh untuk menghangatkan tubuh selepas hujan.
Masih banyak kedai buka, hanya beberapa kafe yang tutup, yang mengindahkan pesan pemerintah.
Penerapan lockdown/kuncitara sepertinya sulit, semata karena urusan ekonomi tidak semudah itu ditinggalkan. Apalagi yang mata pencahariannya berdagang.
Sebagian besar lokasi wisata tutup, ada juga yang masih buka, namun sepi. Padahal mereka harus tetap menggaji karyawan.
Para wirausahawan juga perlu pendapatan harian guna melunasi beberapa cicilan. Kafe-kafe sebagian juga harus bayar sewa tempat, tak bisa tutup begitu saja. Sewa sudah kadung dibayar dimuka.
Kita bukan negara seperti Tiongkok, yang pemerintah bisa dengan mudah mederegulasi aturan. Sebab betapa sentralistiknya sistem pemerintahan di sana.
Memang, beberapa BPR tidak menagih ke rumah-rumah, namun cicilan tetap berjalan.
Andaikan pemerintah mengambil ketegasan agar pihak swasta, terutama Bank dan Credit finance, menyetop sementara tagihan selama 14 hari pasca masuknya virus korona. Maka tidak bekerja pun jadi agak ringan.
Namun itu sulit sebab gaji karyawan tetap harus dibayarkan. Rantai ekonomi itu saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
Jadi, arahan agar menjaga jarak antar masyarakat dan kuncitara jika saatnya nanti, akan sangat berdampak pada ekonomi. Termasuk ajakan kerja dari rumah, tidak semua orang bisa menjalankannya.
Jika kuncitara kedepan benar akan diterapkan, hal-hal semacam ini perlu diperhatikan. Pemerintah juga harus bersiap memasok bahan makanan ke rumah-rumah, sebab tidak semua orang mampu menyetok bahan makanan.
Ketahuilah bahwa keadaan ini tidak bisa dianggap remeh, bukan saja dari segi medis, namun juga ekonomi. []
Depan Kantor DPRD Kab. Blitar
Ahmad Fahrizal Aziz
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini