Latar Belakang Pribahasa Jawa : Adigang, Adigung, Adiguna



Salah satu kekayaan orang Jawa adalah peribahasa, yang biasa digunakan sebagai uwur sembur atau petuah-petuah tentang kehidupan, agar bisa menapakinya dengan lebih bijak.

Salah satu peribahasa Jawa yang terkenal adalah Adigang, Adigung, Adiguna. Apa latar belakang dan maksud dari peribahasa tersebut?

Adigang, Adigung, Adiguna tertulis dalam kitab Wulangreh karya Sunan Pakubuwana IV. Itu merupakan wejangan yang diberikan oleh raja Kasunanan Surakarta tersebut.

Wejangan itu disampaikan secara lengkap dalam dua bait tembang gambuh, begini isinya :

Wonten Pocapanipun
Adiguna adigang adigung
Pan adigang kidang adigung pan esti
Adiguna ula iku
Telu pisan mati sampyuh
Si kidang ambegipun
Ngendelken kebat lumpatipun
Pan si gajah ngendelken geng ainggil
Si ula ngendelken iku
Mandine wisa yen nyakot

Ternyata wejangan itu direfleksikan dari 3 hewan, yaitu kijang/rusa, gajah, dan ular.

Adigang adalah gambaran rusa yang menyombongkan kecepatan larinya.

Adigung adalah gambaran gajah yang merasa punya tubuh paling besar sehingga merasa paling kuat dari yang lain.

Adiguna adalah gambaran ular yang merasa paling unggul karena memiliki racun yang ganas dan mematikan.

Dalam buku Gusti Ora Sare (2004 : 3-6) yang ditulis Pardi Suratno dan Henniy Astiyanto, orang Jawa harus senantiasa mementingkan sikap andhap asor atau lembah nanah alias rendah hati. Sehingga tidak selayaknya memiliki sikap sombong atas apapun yang saat ini dimiliki. (Red.s)

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini