Orang Jawa yang Tak Njawani




Pada bab VII halaman 126-134 dalam buku Etnologi Jawa karya Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum, ada dua sub-bab menarik yang diangkat. Yaitu, tentang “Belum Jawa, Tidak Jawa, dan Njawani” serta “Orang Jawa yang Ora Njawani”.

Ciri orang Jawa sing ora Njawani yang pertama ditulis adalah mereka yang tidak bisa menempatkan bahasa dalam berbicara, sebab orang Jawa mengenal istilah empan papan. Cara berbicara dengan orang yang lebih tua, teman sebaya, di ruang santai dan ruang formal itu berbeda.

Sehingga ada bahasa Krama Inggil, Krama andhap, dan Ngoko. Ketika seorang tidak bisa berbicara krama kepada orang yang lebih tua, atau kepada orang yang memiliki jabatan/derajat tertentu, maka ia disebut ora Njawani.

Ciri kedua adalah tidak punya unggah ungguh. Unggah ungguh kaitannya dengan sikap dan perilaku, juga sopan santun. Orang Jawa yang sering melakukan perbuatan negatif dianggap ora Njawani, begitupun ketika tidak punya etika dan sopan santun kepada orang tua.

Dalam masyarakat Jawa unggah ungguh ini sangat penting, sebagai suatu tata nilai kehidupan. Setinggi apapun strata pendidikan, ketika tak punya unggah ungguh maka akan dianggap sia-sia.

Ciri berikutnya adalah Ewuh Pakewuh. Ewuh pakewuh ini bisa dalam bentuk memperhalus ucapan, rasa sungkan, yang pada intinya tidak ingin menyakiti hati orang lain.
Namun Prof. Suwardi Endraswara memberikan catatan kritis untuk sikap ewuh pakewuh ini, yang dianggapnya bisa membuat orang salah paham dan tidak mau berterus terang, alias menggerutu di belakang.

Sementara ciri orang Njawani lainnya adalah, yaitu memiliki jalan hidup sejati. Menyitir pendapat Suryo Negoro dalam bukunya yang berjudul “Kejawen”, bahwa kesejatian hidup orang Jawa itu antara lain tidak dendam dengan orang lain, serta tidak berapi-api (emosional, ambisius. Red) dalam menjalani hidup. (insightblitar)


2 Comments

  1. Nek Ora Wong Jawa dhewe Kang bisa angleluri budaya terus Sapa? Ngalah senajanta Ora kalah. Empan papan, andap asor. Ajine raga teka busana ajining diri saka lathi.

    ReplyDelete

Tinggalkan jejak komentar di sini