Kita pernah mendengar istilah esai populer dan esai ilmiah, termasuk istilah ilmiah-populer.
Lalu apa maksudnya? Apakah populer diartikan terkenal seperti layaknya selebritis? Nah, mari kita ulas.
Ruang Publikasi
Sebelumnya kita sudah membahas jenis esai berdasar isinya. Itu juga berkaitan dengan di mana esai tersebut dipublikasikan.
Misalnya, di media massa. Media massa adalah suatu media yang bisa diakses atau diperuntukkan untuk masyarakat secara umum, sehingga gaya bahasanya harus bisa dipahami oleh semua orang. Inilah yang disebut populer itu.
Populer artinya bisa dibaca dan dipahami oleh semua kalangan. Dari sini kita bisa memahami jika yang dimaksud populer itu adalah penggunaan gaya bahasa yang umum di masyarakat.
Hal itu akan berbeda jika dipublikasikan khusus di perguruan tinggi, wabilkhusus lagi di fakultas atau jurusan tertentu.
Sebagai contoh, dalam jurusan psikologi misalnya seseorang menuliskan teori Sigmund Freud dan menggunakan istilah Id, Ego dan Super ego. Praktis yang bisa memahami istilah itu hanya mahasiswa psikologi.
Ketika disampaikan secara populer perlu ada padanan, atau setidaknya penjelasan.
Dalam lingkungan akademik juga biasanya banyak istilah asing seperti fluktuasi, dekonstruksi, transformasi dan sebagainya yang umumnya kita sebut istilah-istilah ilmiah.
Artinya, esai ilmiah punya gaya bahasa yang bersifat disipliner yaitu penggunaan istilah khusus untuk kalangan tertentu, dalam hal ini di lingkup akademik.
Ukuran Ilmiah Lainnya
Ilmiah tidak hanya dilihat dari gaya bahasa, namun juga isi. Sifat ilmiah sekurangnya ada 3 : logis, argumentatif dan terukur.
Lebih mudahnya seperti ini, sebagai contoh:
Besok Andi ada acara di Malang kota pukul 10.00, ia bilang ke Eka akan berangkat dari Blitar pukul 09.00 dan berharap bisa datang tepat waktu.
Eka pun mengkritik Andi, tidak mungkin Blitar Malang bisa ditempuh 1 jam.
Eka menjelaskan bahwa jarak Blitar kota ke Malang kota itu lebih dari 80 km, dengan fakta jalanan naik turun berkelok, banyak lampu lalu lintas dan belum lagi volume kendaraan yang mungkin saja macet.
Eka memprediksi butuh waktu paling cepat 2 jam untuk sampai ke Malang kota dan menyarankan Andi untuk berangkat pukul 07.00 agar tidak terlambat.
Cara berpikir Eka sangat ilmiah karena mempertimbang jarak, fakta-fakta dan mencoba memberikan solusi yang terukur. Selain itu juga logis.
Itu salah satu contoh sifat ilmiah, termasuk dalam penulisan esai ilmiah juga harus mempertimbangkan sifat keilmiahannya.
Esai ilmah-populer
Beberapa media massa menyaratkan opini ditulis dalam bentuk esai ilmiah-populer.
Ada sifat ilmiahnya namun dikemas dengan bahasa populer. Meski kadang-kadang masih ada satu dua istilah asing yang tak mungkin diganti atau dicari padanannya.
Maka jangan heran jika kebanyakan penulis opini di media massa adalah akademisi mulai dari dosen, mahasiswa, atau minimal orang-orang dengan predikat atau gelar akademik tertentu.
---
Itulah sedikit ulasan tentang esai populer, ilmiah dan ilmiah-populer. Semoga bermanfaat.
Ahmad Fahrizal Aziz
Mentor esai Komunitas Penulis Blitar
Pendiri DapurEsai
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini