Kedekatan Syafii Maarif dan Nurcholish Madjid


Gus Dur pernah membuat istilah 3 pendekar dari Chicago, mereka adalah Amien Rais, Ahmad Syafii Maarif dan Nurcholish Madjid.

Khusus Syafii Maarif dan Nurcholish Madjid, ternyata keduanya satu program studi.

"Awalnya Nurcholish masuk ilmu politik, tapi tak betah akhirnya pindah ke studi Islam," ungkap Buya Syafii saat berbincang dengan tim Mojok.co yang diunggah ke YouTube 21 Mei 2019.
Sementara itu, Amien Rais memilih program Ilmu Politik dan lulus doktor ilmu politik dari Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat paling cepat di antara ketiganya.

"Saya lulus tahun 82 (1982.red) dan Nurcholish 84 kalau tidak salah, Amien sudah lebih dulu," lanjut mantan ketua umum PP Muhammadiyah tersebut.

Sekembalinya ke tanah air, ketiga "pendekar" tersebut banyak berkiprah di ranah sosial, politik, dan intelektual. Amien Rais dan Syafii Maarif pernah menjadi ketua Umum PP Muhammadiyah, sementara Nurcholish Madjid pernah mejabat anggota MPR RI hingga rektor Universitas Paramadina Mulya.

Nurcholish Madjid sering mengungkapkan gagasan terkait Islam dan Pluralisme. Istilah yang terkenal darinya adalah Islam Yes, Partai Islam No.

Sementara Ahmad Syafii Maarif banyak menjelaskan tentang Islam dan KeIndonesiaan, bahwa keduanya bisa berjalan seiring dan tak perlu diperdebatkan.

Syafii Maarif sangat dekat dengan Nurcholish Madjid, selain dipercaya memberi kata pengantar buku atau tulisan Nurcholish Madjid, Syafii Maarif juga mengisi memorial lecture mengenang sosok Nurcholish Madjid.

Meskipun keduanya berasal dari kultur organisasi Islam yang berbeda, Syafii Maarif sebagai tokoh Muhammadiyah dan Nurcholish Madjid berasal dari kultur NU.

Meski demikian Cak Nur, sapaan akrab Nurcholish Madjid, juga akrab dengan gerakan Islam modernis karena ia tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sementara Buya Syafii pernah secara langsung diajar oleh Lafran Pane, pendiri HMI, ketika kuliah.

Keduanya kemudian menjadi tokoh yang menopang pemikiran Islam, Pluralisme dan KeIndonesian, tidak hanya di ruang struktural namun juga ruang-ruang kultural seperti Nurcholish Madjid Society dan Maarif Institute. [Red.IB]

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini