Para Santri Mendapatkan Beragam Pelatihan dari Dinas Perpusip Kabupaten Blitar

Peserta pelatihan sedang praktik menulis dengan ponselnya masing-masing.

KABUPATEN BLITAR - Pagi itu sempat gerimis, namun tak menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti Pelatihan Menulis Konten Kreatif.


Para peserta, yang notabene adalah Satri dari berbagai Pondok Pesantren tersebut datang dengan wajah ceria.


Sebagian besar dari mereka baru pertama kali mengunjungi lokasi pelatihan, yaitu di area Kebun Kopi Karanganyar, Modangan, Nglegok.


Di area tersebut banyak bangunan tua peninggalan zaman Belanda yang difungsikan sebagai museum, kafe, kantor, rumah dan balai pertemuan.


Juga terdapat kebun yang sangat luas, konon luasnya mencapai 250 hektar, 60 hektar diantaranya ditanami pohon kopi jenis robusta dan ekselsa.


Hawa dingin pun terasa ketika memasuki area perkebunan, namun dua water jug tea dan coffee sudah tersaji di depan pintu masuk aula tempat pelatihan.


Sedikit menghangatkan suasana, apalagi ditambah senyum ramah panitia.


Area Kebun Kopi dan Mobil Perpustakaan Keliling.

###


Dari bulan Maret hingga Juni, Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Blitar telah melaksanakan 5 program pelatihan, yaitu:


1. Pelatihan Budidaya Kakao, 29 Maret 2022 di Kampung Coklat.


2. Pelatihan Transfer Printer Kayu, 25 Mei 2022 di Pondok Wana Tani, Sanankulon.


3. Pelatihan Olahan Pengan, 28 Mei 2022 di SMKN Nglegok.


4. Pelatihan Eco Print, 23 Juni 2022 di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Blitar.


5. Pelatihan Menulis Konten Kreatif, 27 Juni 2022 di Balai Tutur, Kebun Kopi Karanganyar, Nglegok.


Agenda di Kebun Kopi Karanganyar tersebut menjadi penutup sekaligus agenda terakhir Program Pelatihan untuk Santri di tahun 2022.


Sesi foto bersama tamu undangan dan narasumber. Dok/panitia.

Acara digelar di Balai Pitutur dari jam 09.30 hingga 16.00 WIB, mulai dari Pembukaan, Materi dan Praktek.


Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Blitar, Ir. M. Krisna Triatmanto, M.Si menjelaskan jika program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini menegaskan bahwa Perpustakaan sekarang sudah lebih maju.


"Perpustakaan bukan lagi gudang buku, namun bagaimana kegiatan literasi juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.


Ia juga berharap jika para santri yang hadir pada pelatihan tersebut akan menjadi penggerak ekonomi rakyat.


Satu pesantren satu produk



Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Kabupaten Blitar, Mikael Hankam Indoro, dalam sambutannya menjelaskan tentang program One Pesantren One Product (OPOP).


Ia mewakili Pemerintah Kabupaten Blitar membuka acara Pelatihan Menulis Konten Kreatif tersebut dan berharap ilmu yang didapat bisa dipraktekkan untuk mempromosikan produk-produk di Pesantren.


One Pesantren One Product (OPOP) merupakan turunan dari program Panca Bhakti Bupati Blitar, dengan sasaran utama adalah santri dan Pondok Pesantren.


Selain OPOP juga ada program One Village One Product (OVOP). Diharapkan program tersebut dapat meningkatkan ekonomi masyarakat terutama untuk pemulihan setelah Pandemi Covid-19.


Sesi foto bersama. Dok/panitia


Narasumber pada pelatihan terakhir ini adalah aktivis literasi yang juga pengurus Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Blitar 2020-2023, yaitu: Karis Rosida, Ahmad Fahrizal Aziz dan Yanu Aribowo.


Karis Rosida, penulis yang juga seorang entrepeneur tersebut menjelaskan tentang perubahan gaya hidup masyarakat, profesi-profesi baru dan platform digital yang bisa menghasilkan uang.


Sementara itu, Ahmad Fahrizal Aziz, Blogger dan co. Insight Blitar menjelaskan model konten di media digital dan cara menulis cepat.


Disambung oleh Yanu Aribowo, jurnalis Radar Tulungagung yang menjelaskan sekilas tentang Jurnalistik dan konten sejarah lokal Blitar.


Selain mendapatkan materi, para peserta juga diajak untuk praktek menulis dan karya terbaik akan mendapatkan doorprize dari panitia.


Acara pun ditutup oleh Drs. Maman Soekrisno, Kabid Layanan dan Pengembangan Perpustakaan. Beliau berharap selepas pelatihan ini ada keberlanjutan.


"Tidak berhenti disini, namun setelah ini santri harus bisa bikin (karya) yang bagus," pungkasnya.


Red.b/kp


0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini