H. Hidayaturrahman sering menyebut dirinya bukan "kader asli" karena tidak sempat aktif dalam Organisasi otonom. Ia telah disibukkan dengan urusan pendidikan dan perusahaan sejak belia.
Namun, Muhammadiyah telah melekat dalam kesehariannya, terutama dari Sang Ayah, H. Marmin Siswojo yang pernah selama tiga periode mejabat sebagai ketua PDM Blitar dan PDM Kabupaten Blitar.
Kegemilangan Pak Sis, sapaan akrab H. Marmin Siswojo, sebagai pengusaha dan aktivis Muhammadiyah sudah tak diragukan lagi, namun keberhasilan lainnya adalah kaderisasi di dalam keluarga.
Keluarga adalah salah satu dari empat pilar Perkaderan yang dirumuskan oleh Majelis Pendidikan Kader di samping Lembaga Pendidikan, Ortom dan Pimpinan. Maka jika dilihat dari aspek ini, H. Hidayaturrahman sebenarnya adalah kader tulen yang tumbuh dari Keluarga Muhammadiyah.
H. Hidayaturrahman, SE, MM adalah anak kedua dari Pak Sis, yang pada Musyawarah Daerah PDM Kabupaten Blitar 2015 silam dipercaya oleh musyawirin menjadi ketua, meneruskan kiprah Sang Ayah.
Ia merupakan alumnus SDN Jatinom 01, MTsN Blitar, MAN Kota Blitar, Universitas Putra Bangsa Surabaya dan Universitas Kadiri.
Kakaknya, H. Sigit Prasetyo, SE juga aktif sebagai salah satu wakil ketua, mengurus MPKU dan Lazismu Kabupaten Blitar. Corak dakwah Muhammadiyah di Kabupaten Blitar saat ini tak terlepas dari peran kedua saudara tersebut.
Memimpin dalam Kondisi Sulit
H. Hidayaturrahman memimpin Muhammadiyah dalam kondisi yang terbilang cukup sulit, terutama pasca pemekaran organisasi menjadi PDM Kota dan Kabupaten Blitar.
Saat itu, sebagian besar aset strategis dan kegiatan dakwah Muhammadiyah terpusat di Kota Blitar, yang dalam kesepakatannya berada di bawah pengelolaan PDM Kota Blitar, terkecuali Rumah Sakit.
Berkat kepemimpinan H. Marmin Siswojo, pemekaran organisasi tersebut relatif berjalan mulus, tanpa konflik yang berarti. Pada Beberapa PDM di Jawa Timur, pemekaran terjadi cukup alot dan menimbulkan friksi yang cukup sengit.
Artinya, pasca pemekaran daerah tersebut, PDM Kabupaten Blitar ibarat memulai dari awal, dan itu bukan hal yang mudah karena secara geografis Kabupaten Blitar lebih luas dengan corak masyarakat yang lebih beragam.
Hal-hal yang harus dituntaskan segera adalah sertifikasi tanah wakaf, dualisme dalam lembaga pendidikan Muhammadiyah dan sengketa ideologi dalam internal Muhammadiyah.
Mengumpulkan Puing-Puing Peradaban
Saat ini, dari 22 Kecamatan di Kabupaten Blitar, sudah berdiri 19 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), dan dalam hal ini, Kabupaten Blitar menjadi daerah dengan pertumbuhan PCM terbaik terutama dalam 10 tahun terakhir.
Kompleks Masjid Nurul Iman di Kanigoro telah diputuskan sebagai pusat dakwah Muhammadiyah Kabupaten Blitar setelah urusan wakafnya selesai, dan telah dipersiapkan tanah yang cukup luas untuk nantinya dibangun kantor PDM Kabupaten Blitar.
H. Hidayaturrahman melanjutkan estafet kepemimpinan dari Sang Ayah dengan sangat baik, termasuk dalam pendekatan ekonomi. Tak jarang berdiri Masjid atau Mushola Muhammadiyah, bahkan Cabang dan Ranting Muhammadiyah tak jauh dari lokasi bisnis keluarga.
Ia termasuk figur yang berhasil mengkombinasikan dakwah dan ekonomi, serta ekonomi untuk menopang dakwah. Pria kelahiran Blitar, 24 Maret 1970 ini sangat mendukung ketika ada minimal satu pengusaha saja di level cabang dan ranting, karena itu akan sangat membantu dakwah Muhammadiyah di tempat tersebut.
Ia memberikan ruang bagi kader-kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di rumahnya untuk belajar bisnis, mulai dari menganalisis pasar, cara berjualan hingga mengevaluasinya. Beliau menyebutnya "investasi SDM".
Di bawah kepemimpinannya, PDM Kabupaten Blitar perlahan-lahan mengumpulkan puing-puing peradabannya. Hidayat menyebut, SDM sangat penting untuk menopang lembaga, karenanya ia mengaku selama kepemimpinannya ini ia masih fokus pada SDM.
Sejak muda sudah Bermuhammadiyah
H. Hidayaturrahman memulai aktivismenya di Muhammadiyah melalui Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan pada periode 2005-2010, lalu menjadi salah satu wakil ketua PDM Kabupaten Blitar 2010-2015 yang juga membawahi bidang yang sama.
Periode 2015-2020 (Perpanjangan Pandemi hingga 2022) ia dipercaya menjadi ketua PDM Kabupaten Blitar, dan sekaligus dipercaya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur untuk mengisi posisi sebagai anggota Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan.
Kesuksesannya sebagai pengusaha, terutama ketika menahkodai PT. Jatinom Indah Group membuat H. Hidayaturrahman, SE, MM menjadi salah satu kader Muhammadiyah yang diperhitungkan, terutama yang berlatarbelakang Pengusaha.
Penulis:
Ahmad Fahrizal Aziz
Wakil Ketua PDPM Kabupaten Blitar yang membidangi Riset dan MSDM.
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini