AR Fachrudin Mengisi Pengajian di Blitar (Kenangan Mbah Chafif)


Chafif baru saja turun dari Bus, suasana terminal Blitar cukup ramai, ia berjalan keluar dan melihat sosok gemuk memasuki Bus jalur Blitar-Kediri.

"Lho, kok kayak Pak AR?" batinnya.

Chafif lekas berlari menghampirinya, sosok tersebut sudah duduk nyaman di kursi, dan Bus segera akan berangkat ke Kediri.

"Assalamualaikum, njenengan Pak AR nggih?" sapanya.

Pak AR mengangguk, lalu menjawab.

"Nggih, jenengan sinten?"

***

Kesederhanaan Pak Abdul Razak Fachrudin, yang akrab disapa Pak AR itu, memang bukan sekadar mitos.

H.M Chafif AR, BA (Ketua PDM Blitar 1995-2000) bertemu langsung tokoh tersebut di penghujung tahun 60-an.

Saat itu, Pak AR adalah ketua umum PP Muhammadiyah, periode pertama beliau menggantikan KH. Faqih Usman yang meninggal seminggu setelah terpilih menjadi ketua umum.

Pak AR Fachrudin kemudian menjadi ketua umum PP Muhammadiyah paling lama, yaitu periode 1968 hingga 1990. Rekor yang sulit tertandingi sebab aturan saat ini ketua umum maksimal hanya dua periode.

Namanya diabadikan menjadi Masjid kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Masjid megah tersebut dibangun persis di pinggir jalan raya agar masyarakat umum bisa dengan mudah mengaksesnya.

***

Pak AR dikenal sebagai sosok humoris dan sederhana, beliau adalah pegawai Departemen Agama, terakhir bekerja di Kanwil Agama Jawa Tengah.

Saefudin Simon, penulis buku "Pak AR Sang Penyejuk" yang juga pernah Indekos di rumah Pak AR, menceritakan banyak hal yang bisa diteladani dari sosok Pak AR.

Seperti misalnya, menolak diberikan rumah dan mobil Corolla, bahkan menolak diberi jabatan Menteri Agama oleh Pak Harto.

Pak AR memiliki hubungan yang dekat dan harmonis dengan Pak Harto, keduanya sama-sama orang Jawa, dan gaya komunikasi khas orang Jawa.

Bahkan kesederhanaannya tak berubah, meski telah menjadi ketua umum PP Muhammadiyah.

Mbah Chafif bercerita, kala itu Pak AR baru mengisi pengajian di Malang. Beliau bepergian sendiri naik Bus, tanpa asisten. Tak banyak penumpang yang menyadari jika di dalam bus tersebut ada seorang ketua organisasi besar.

"Penampilannya pun ya sangat biasa," kenangnya.

Kepribadiannya yang hangat, santai dan membumi, membuat Pak AR begitu disegani semua kalangan, termasuk Presiden Soeharto.

Mbah Chafif menyebut jika Pak AR punya aura kebaikan yang sangat kuat. Di samping juga humoris, suasana forum menjadi hidup dan menyenangkan.

"Orang Muhammadiyah paling ideal itu menurut saya ya Pak AR," ungkapnya.

***
H.M Chafif A.R, saat Podcast dengan tim Blitarmu. Dok/Harits


"Saya Chafif, bagian tabligh Muhammadiyah Blitar, panjenengan bade tindak pundi?" tanya Chafif.

"Saya mau kembali ke Jogja."

"Lho, bukannya nanti malam mengisi pengajian di Blitar? sudah dipersiapkan teman-teman."

Pak AR terkejut dan mengambil lembaran kertas di kantong saku bajunya, mengecek jadwal pengajian.

"Astagfirullah, oh iya ini tulisannya Blitar nyelip," jawab Pak AR terkekeh.

Bus akan berangkat dan Chafif meminta kernet menghentikan, Pak AR pun turun dari Bus, lalu naik becak menuju rumah ketua PDM Blitar, Pak Parto Mukri.

Chafif kemudian mengambil sepedanya di penitipan dan lekas menyusul.

Malamnya Pak AR Fachrudin mengisi pengajian dari selepas Isya hingga jam 11 malam.

Peristiwa itu menjadi kenangan tersendiri bagi Mbah Chafif karena serba tak terduga. Apalagi saat itu masih jarang telepon, belum ada HP yang bisa saling menghubungi dengan cepat.

Mbah Chafif sendiri waktu itu baru pulang dari Pare, Kediri.

"Andai tak ketemu Pak AR, mungkin beliau sudah bablas ke Jogja," pungkasnya.

Blitar, 11 Februari 2023
Ahmad Fahrizal Aziz


Nantikan edisi Podcast bersama Mbah Chafif di YouTube Blitarmu Official.

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini