Di sebuah rumah sederhana di Bandung, seorang bocah kecil bernama Ridwan duduk bersila dengan buku gambar di tangannya.
Tangannya lincah menggambar rumah impiannya—rumah besar dengan taman penuh bunga.
“Kelak, aku ingin membangun sesuatu yang indah untuk semua orang,” gumamnya pelan.
Ia tak tahu, mimpinya itu akan mengantarnya menjadi seorang pemimpin besar.
Masa Kecil yang Sederhana
Ridwan tumbuh di keluarga sederhana, anak kedua dari lima bersaudara.
Meski hidup mereka tidak berlimpah materi, orang tuanya, yang berprofesi sebagai dosen, mengajarkan nilai kerja keras dan integritas.
Saat teman-temannya sibuk bermain, Ridwan sering membantu keluarganya dengan berjualan es mambo di sekitar lingkungan rumah.
“Ini bukan hanya soal uang, Nak. Ini tentang belajar bertanggung jawab,” kata ibunya suatu sore.
Namun, di balik kesibukan kecilnya, Ridwan tak pernah berhenti menggambar.
Ia bercita-cita menjadi arsitek, meski tak tahu bagaimana caranya.
Jalan Menjadi Arsitek
Ketika Ridwan masuk Institut Teknologi Bandung (ITB), ia merasa mimpinya mulai terwujud.
Di kampus, ia menemukan gairah baru dalam mendesain bangunan yang tidak hanya indah, tetapi juga berguna bagi masyarakat.
Selepas kuliah, ia melanjutkan pendidikan ke University of California, Berkeley. Kota itu membuka cakrawalanya.
Ia bekerja di firma arsitektur besar, mendesain gedung-gedung megah di berbagai belahan dunia.
Namun, ada sesuatu yang mengganggu hatinya. Ia merindukan Bandung, kotanya yang sederhana namun penuh kenangan.
Ketika akhirnya kembali ke Indonesia, ia mendirikan firma arsitektur Urbane Indonesia.
Di bawah bimbingannya, firma ini menjadi pionir dalam desain berkelanjutan. Salah satu karyanya, Masjid Al-Irsyad di Bandung, menjadi ikon baru.
“Aku ingin arsitektur ini bukan hanya untuk orang kaya, tapi juga memberi manfaat bagi masyarakat kecil,” kata Ridwan pada timnya suatu hari.
Langkah ke Politik
Karya-karyanya menarik perhatian publik. Namanya mulai dikenal, bukan hanya sebagai arsitek, tetapi juga aktivis yang peduli pada tata kota.
Suatu hari, seorang teman dekatnya berkata, “Kang Emil, kenapa tidak coba memimpin Bandung saja? Kamu bisa membawa perubahan lebih besar.”
Awalnya, ia ragu. Politik bukan dunianya. Namun, melihat banyak masalah di kota yang dicintainya, ia menerima tantangan itu.
Pada Pilkada Bandung 2013, ia maju sebagai calon wali kota. Dengan kampanye yang kreatif dan pendekatan langsung ke masyarakat, ia memenangkan hati warga.
Sebagai Wali Kota Bandung, Ridwan mengubah wajah kota. Taman-taman baru bermunculan, jalan-jalan diperbaiki, dan layanan publik menjadi lebih transparan.
Bandung menjadi kota kreatif, menarik perhatian dunia.
“Kota ini adalah rumah besar kita. Mari kita rawat bersama,” ucapnya dalam pidato pertamanya sebagai wali kota.
Menjadi Gubernur Jawa Barat
Kesuksesannya di Bandung membawa Ridwan ke panggung yang lebih besar.
Pada 2018, ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat. Dengan visi "Jabar Juara Lahir dan Batin," ia menawarkan solusi untuk masalah kemiskinan, pendidikan, dan infrastruktur.
Ia kembali memanfaatkan media sosial untuk kampanye, mendekatkan diri dengan generasi muda.
Kemenangannya menjadi Gubernur Jawa Barat membuka babak baru dalam hidupnya.
Ia memimpin provinsi terbesar di Indonesia dengan semangat inovasi.
Program-programnya, seperti desa digital dan pembangunan infrastruktur strategis, menjadi tonggak baru bagi Jawa Barat.
Mimpi yang Berlanjut
Suatu sore, di tengah jadwalnya yang padat, Ridwan duduk di sebuah taman di Bandung.
Ia menatap anak-anak kecil yang bermain riang, mengingat masa kecilnya sendiri.
Ia tersenyum, merasa bahwa mimpinya untuk membangun sesuatu yang indah bagi orang banyak perlahan terwujud.
Namun, ia tahu, perjalanannya belum usai.
“Mimpi itu tak pernah selesai. Selama aku bisa bermimpi, aku akan terus bekerja,” ucapnya pada dirinya sendiri.
Dan di bawah langit Bandung yang hangat, Ridwan Kamil tetap menjadi bocah kecil yang dulu menggambar rumah impiannya—hanya saja kini, ia menggambar untuk dunia. []
*terinspirasi dari kisah hidup Ridwan Kamil
0 Comments
Tinggalkan jejak komentar di sini