Penulisan Konten Lokal Bertujuan Memperkaya Narasi Tentang Blitar

Ahmad Fahrizal Aziz: Penulisan Konten Lokal Blitar Sebaiknya Bergaya Reportase atau Esai


Blitar — Ahmad Fahrizal Aziz, pendiri Insight Blitar Media, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya pendekatan yang tepat dalam penulisan konten lokal, khususnya yang berkaitan dengan sejarah. 

Saat menjadi narasumber Inkubator Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Blitar, Fahrizal menekankan bahwa penulisan konten lokal, terutama sejarah, membutuhkan pertimbangan yang cermat agar tidak menyesatkan pembaca maupun merusak nilai-nilai kearifan lokal yang sudah ada.

Menurut Fahrizal, terdapat dua aspek utama yang harus diperhatikan ketika seseorang ingin menulis konten sejarah lokal. 

Pertama adalah otoritas akademik, yang berkaitan dengan metodologi penulisan sejarah yang lazim digunakan oleh kalangan akademisi. 

Menurutnya, sejarah bukan hanya cerita masa lalu, tetapi juga hasil dari proses penelitian yang panjang dan sistematis. Tanpa pendekatan yang sesuai, risiko penyelewengan data atau narasi yang keliru bisa sangat besar.

Aspek kedua yang disoroti Fahrizal adalah soal biaya. Ia menyadari bahwa proses penggalian informasi sejarah sering kali memerlukan sumber daya yang tidak sedikit. 

Mulai dari perjalanan ke lokasi, wawancara dengan narasumber, hingga akses ke dokumen-dokumen atau arsip yang mungkin tidak mudah dijangkau. 

“Ini bukan proses yang murah, dan tentu tidak semua penulis konten bisa melakukannya secara maksimal,” ujar Fahrizal.

Dengan mempertimbangkan dua hal tersebut, Fahrizal menyarankan agar penulisan konten lokal, terutama yang berhubungan dengan sejarah Blitar, dilakukan dengan pendekatan reportase atau esai

Menurutnya, gaya penulisan seperti ini lebih fleksibel, lebih akrab dengan pembaca umum, dan tetap bisa menyampaikan kekayaan informasi tanpa harus masuk ke wilayah metodologi akademik yang ketat, yang terpenting, menurutnya, narasumber harus bisa dijangkau dan memiliki kredibilitas di masyarakat.

Fahrizal menegaskan bahwa tujuan utama dari penulisan konten lokal bukanlah untuk mengoreksi sejarah resmi atau membuat sejarah tandingan

“Kita tidak sedang bersaing dengan buku sejarah atau para sejarawan,” katanya. 

Justru sebaliknya, ia menekankan pentingnya memperkaya narasi yang sudah ada agar kekayaan lokal Blitar tidak hanya bertahan di memori kolektif, tetapi juga terdokumentasi dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

“Sering kali kita terlalu sibuk mempertanyakan apakah sebuah cerita benar atau tidak, padahal yang lebih penting adalah bagaimana cerita itu bisa memberi makna dan membentuk identitas lokal,” tuturnya.

Melalui Insight Blitar Media, Fahrizal berharap semakin banyak penulis muda yang terlibat dalam pengembangan konten lokal. Ia mengajak komunitas dan individu yang peduli pada budaya dan sejarah daerah untuk mulai menulis dari sudut pandang yang dekat dengan keseharian, agar kisah-kisah lokal tidak hilang ditelan arus informasi global.

Dengan pendekatan yang lebih terbuka dan membumi, Fahrizal yakin bahwa narasi lokal Blitar akan semakin kaya dan memberi dampak yang positif bagi pembangunan identitas dan kebanggaan masyarakat terhadap daerahnya sendiri.

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini